Saturday 28 October 2017

Wajah Pendidikan Aceh Digenggam Rayat Aceh


Wajah Pendidikan Aceh Digenggam Rayat Aceh
Oleh : Rizki Yunanda Mohd Yusuf
Secara kesuluruhan, aceh menjadi salah satu provinsi tertinggal masalah pendidikan di indonesia. Disatu sisi memang, aceh sebagai daerah yang baru pulih dari konflik yang berkepanjangan sudah sepantasnya bernasip demikian, Namun disisi yang lain, kita seharusnya sudah bangkit dari keterpurukan ini dalam waktu sembilan tahun usia perdamaian aceh. pada dasarnya wajah pendidikan aceh berada digenggam rakyat aceh dan menjadi tanggung jawab bersama. Seluruh steckholder, elemen sipil dan  instansi pendidikan terkait diaceh, wajib bertanggung jawab dan meleksanakan pendidikan untuk bangkit dari keterpurukan, demi mencapai mutu pendidikan yang lebih baik.
Memang, keterpurukan pendidikan di aceh dilatarbelakangi oleh banyak faktor dan permasalahan. Namun, kita tidak harus mencari siapa yang patut disalahkan sebagai pemeran dalam proses ini. Yang terpenting bagi kita saat ini adalah melakukan introspeksi pada diri masing-masing. Terkaid bagaimana peran dan fungsi kita terhadap pendidikan diaceh saat ini. Idealnya, kita wajib berfikir bahwa pendidikan aceh adalah tanggung jawab semua masyarakat aceh. apapun hambatan dan resikso wajib kita lalui demi terciptanya mutu pendidikan yang terbaik.
Representasi pendidikan aceh saat ini, mengingatkan kita pada kegagalan hasil (ujian Nasional) UN tahun 2013 dan tahun 2014, Tahun 2013 lalu, kegelapan dengan sempurna menyelimuti pendidikan di Aceh. Karena Aceh menduduki peringkat pertama memiliki siswa yang tidak lulus, yakni  sekitar 3,11 persen atau 1754 siswa, hal serupa lagi kembali terulang di tahun 2014. Jumlah peserta UN SMA/MA tahun anggaran 2014 sebanyak 1.632.757 orang. Sedangkan yang tidak lulus mencapai 7.811 orang. Provinsi Aceh menyumbang paling banyak siswa yang tidak lulus atau 785 orang untuk SMA/MA dan 62 untuk SMK.  Ini cukup membuktikan bahwa proses pendidikan di aceh, masih banyak yang harus diperbaiki dan dibenah.
            Memang, hasil UN tidak seharusnya menjadi patokan kesuksesan pendidikan, namun perlu kita ketahui bahwa hasil UN menjadi sebagai material penting dari sebuah pondasi pendidikan saat ini. Bagi generasi muda di Aceh, apa yang sudah terjadi di balik hasil UN tingkat SMA/MA/SMK di Aceh tahun 2013 dan 2014 menjadi pelajaran terpenting. Bahwa, ke depan para siswa harus berbenah bahwasanya pertarungan dan kompetisi guna meraih kesuksesan dalam UN tidak datang tiba-tiba bagaikan membalik telapak tangan. Tapi, butuh proses yang panjang kerja keras, belajar, dan terus belajar. Dikarenakan sukses UN merupakan buah dari belajar yang dilakukan secara kontinyu, serius, dan pengorbanan yang dibarengi doa.
            Pasca gempa dan glombang tsunami, 24 desember 2004. Disambut dengan kehadiran perjanjian nota kesepahaman, MOU HELSINKI 15 Agustus 2005, antara GAM dan Pemerintah RI. aceh menjadi daerah tujuan para NGO/LSM asing dalam melakukan program kemanusiaan. Khususnya bidang pedidikan. Berbagai bantuan asing tersebar diseluruh aceh untuk memperbaiki kualitas maupun kuantitas pendidikan anak-anak aceh. walau pada kenyataanya seolah-olah mereka tidak pernah menginjak kaki dibumi serambi mekkah, karena banyak program yang tidak berjalan secara maksimal. kini pedamaian aceh sudah berusia 9 tahun, namun, kualitas pendidikan aceh masih banyak yang harus diproritaskan. Khususnya, menganai anggaran yang selalu menjadi tolak ukur para pejabat dalam melaksanakan kegiatan.
            Aceh dan Papua menjadi daerah yang mendapat alokasi dana otonomi khusus, yang sewajarnya bahwa, pemberian dan penggunaan dana tersebut dapat mensuport seluruh kegiatan anggaran pembangunan daerah, khususnya kegiatan pendidikan. Pada kenyataannya penggunaan dana tersebut masih banyak yang tidak tepat sasaran. Alih-alih dari dana tersebut berujung pada mafia proyek-proyek fisik, bukan pada usaha melaksanakan kegiatan yang bersifat pendidikan formal. Kita bisa melihat indeks alokasi anggaran untuk dinas pendidikan oleh pemerintah aceh, Tahun 2010, Rp823,32 miliar, Tahun 2011, Total yang terealisasi Rp990,06 miliar atau dari pagu Rp1,05 triliun, Tahun 2012, Rp1,1 triliun, Tahun 2013, Rp400 miliar. (Dinas pendidikan mulai tidak lagi menangani pengerjaan fisik), Tahun 2014, Rp. 1,4 Triliun. (Sumber: Riset Media atjehpost.com)
Pendidikan Tanggung Jawab Manusia
            Setiap orang punya fungsi sebagai manusia. Fungsi seorang warganegara atau rakyat bisa saja bervariasi, tergantung masyarakat mana yang dimaksudkan. Sitem pelatihan, atau penyusuaian, atau pengajaran, atau pemenuhan makanan pokok juga berlainan-lainan, namun, fungsi seseorang sebagai manusia sama saja, di zaman apapun, dalam masyarakat manapun, karena fungsi itu mengemuka dari hakikatnya sebagai manusia. Sasaran sistem pendidikan juga sama di tiap abad dan di tiap masyarakat di mana sistem pendidikan itu bisa mengada: memperbaiki, meningkatkan, kemampuan manusia sebagai manusia.
Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang punya tanggung jawab dan andil besar, hal ini sangat perlu diketahui oleh setiap manusia dalam menukani apa yang seharusnya dilakukan, untuk melengkapi menejemen pendidikan yang tidak terlepas dengan kebijakan pendidikan dan tujuan pendidikan. Untuk menuju sebuah perbaikan. Memang, perbaikan masyarakat tidak bisa dilakukan dengan cara menjejalkan suatu program pembaharuan sosial tertentu melalui sekolah atau saluran-saluran lain, perbaikan masyarakat dilakukan melalui perbaikan pendidikan individu-individu yang membentuk masyarakat itu. Seperti apa yang dikatakan Plato (429-347 SM) “pemerintah-pemerintah mencerminkan sifat manusia. Negara-negara tidak diciptakan dari batu atau kayu, tetapi dari karakter-karakter para warganya; orang-orang inilah yang menjadi tolak ukur, dan segalanya dinilai berdasarkan hakikat mereka.” Individu adalah jantung masyarakat.
Jika tujuan pendidikan adalah perbaikan manusia, maka segala sesuatu sitem pendidikan tanpa nilai-nilai adalah suatu yang muskil, dan suatu yang bertentangan dengan istilahnya sendiri, suatu sistem yang mengajar nilai-nilai yang buruk adalah sistem yang buruk. Kita perlu mengetahui bahwa tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan melalui UU NO. 20 Tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional. Ada dua tujuan pendidikan nasional sebagai mana yang tersirat dalam UUD 1945. Nyakni ; pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan pendidikan adalah hak seluruh rakyat.
Pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa tentunya tidak hanya bertujuan untuk menjadikan bangsa indonesia sebagai bangsa kelas dua dunia modern atau hanya menjadi pekerja-pekerja dari industri-industri besar yang biayai oleh modal asing, tetapi bangsa yang cerdas adalah bangsa yang berdiri sendiri, dengan sumber daya alam, yang cukup besar kita seharusnya bisa mengelola sendiri, mengingat kita juga punya potensial yang sangat baik pula dari sumber daya manusia yang kita miliki. Bangsa yang cerdas pula bukan hanya bangsa yang hanya bangsa yang mampu bekerja, tapi bangsa yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Pendidikan nasional juga  bertujuan untuk seluruh rakyat bukan hanya sebagian kecil dari masyarakat. Karena pendidikan yang demokratis bertujun untuk membangun masyarakat yang demokrasi.
Melihat sistem pendidikan aceh saat ini, yang masih penuh tanda tanya dan misteri didalamnya. Kita meminta kepada seluruh instansi terkaid, untuk terus berbenah meranjak dari keterpurukan-keterpurukan yang terus mengahantui kita. Hal yang sama juga harus diperhatikan oleh para elemen sipil masyarakat, untuk mengontrol dan mengayomi apa yang seharusnya dan sewajarnya dilakukan demi keberlanjutan pendidikan anak-anak aceh, memang untuk pencapaian prestasi kita sudah sangat besar perubahan yang berhasil kita capai, mengingat kita adalah daerah yang tertinggal. Dan sudah sewajarnya  yang kita capai itu adalah hasil dari perbaikan-perbaikan yang kita kerjakan. Mari kita asah kembali sitem pendidikan aceh saat ini, bahwa wajah pendidikan aceh berada digenggam tangan rakyat aceh sendiri, maka itu menjadi tanggung jawab kita bersama, dan mustahil diselesaikan oleh orang lain.
Rizki Yunanda Mhd Yusuf. Mahasiswa FISIP, Jurusan Sosiologi Universitas Malikussaleh, Dan Siswa Sekolah Demokrasi Aceh Utara Angkatan IV. Email : yunandarizki56@yahoo.com/085373666233

No comments:

Post a Comment

“Aceh” 15 dan 17 Agustus

“Jangan Tanyakan Apa Yang Negara Perbuat Untuk Anda, Tetapi Tanyakanalah Apa Yang Anda Perbuat Untuk Negara ”. Pernyataan Ini sering...