Wajah Pendidikan Aceh Digenggam Rayat Aceh
Oleh : Rizki Yunanda Mohd Yusuf
Secara kesuluruhan, aceh menjadi salah satu
provinsi tertinggal masalah pendidikan di indonesia. Disatu sisi memang, aceh sebagai
daerah yang baru pulih dari konflik yang berkepanjangan sudah sepantasnya
bernasip demikian, Namun disisi yang lain, kita seharusnya sudah bangkit dari
keterpurukan ini dalam waktu sembilan tahun usia perdamaian aceh. pada dasarnya
wajah pendidikan aceh berada digenggam rakyat aceh dan menjadi tanggung jawab
bersama. Seluruh steckholder, elemen sipil dan instansi pendidikan terkait diaceh, wajib bertanggung
jawab dan meleksanakan pendidikan untuk bangkit dari keterpurukan, demi
mencapai mutu pendidikan yang lebih baik.
Memang, keterpurukan pendidikan di aceh
dilatarbelakangi oleh banyak faktor dan permasalahan. Namun, kita tidak harus mencari
siapa yang patut disalahkan sebagai pemeran dalam proses ini. Yang terpenting
bagi kita saat ini adalah melakukan introspeksi pada diri masing-masing.
Terkaid bagaimana peran dan fungsi kita terhadap pendidikan diaceh saat ini.
Idealnya, kita wajib berfikir bahwa pendidikan aceh adalah tanggung jawab semua
masyarakat aceh. apapun hambatan dan resikso wajib kita lalui demi terciptanya
mutu pendidikan yang terbaik.
Representasi pendidikan aceh saat ini,
mengingatkan kita pada kegagalan hasil (ujian Nasional) UN tahun 2013 dan tahun
2014, Tahun 2013 lalu, kegelapan dengan sempurna
menyelimuti pendidikan di Aceh. Karena Aceh menduduki peringkat pertama
memiliki siswa yang tidak lulus, yakni
sekitar 3,11 persen atau 1754 siswa, hal serupa lagi kembali terulang di
tahun 2014. Jumlah peserta UN SMA/MA tahun anggaran 2014 sebanyak 1.632.757
orang. Sedangkan yang tidak lulus mencapai 7.811 orang. Provinsi Aceh
menyumbang paling banyak siswa yang tidak lulus atau 785 orang untuk SMA/MA dan
62 untuk SMK. Ini cukup membuktikan
bahwa proses pendidikan di aceh, masih banyak yang harus diperbaiki dan dibenah.
Memang,
hasil UN tidak seharusnya menjadi patokan kesuksesan pendidikan, namun perlu
kita ketahui bahwa hasil UN menjadi sebagai material penting dari sebuah
pondasi pendidikan saat ini. Bagi generasi muda di Aceh, apa yang sudah terjadi
di balik hasil UN tingkat SMA/MA/SMK di Aceh tahun 2013 dan 2014 menjadi
pelajaran terpenting. Bahwa, ke depan para siswa harus berbenah bahwasanya pertarungan
dan kompetisi guna meraih kesuksesan dalam UN tidak datang tiba-tiba bagaikan membalik
telapak tangan. Tapi, butuh proses yang panjang kerja keras, belajar, dan terus
belajar. Dikarenakan sukses UN merupakan buah dari belajar yang dilakukan
secara kontinyu, serius, dan pengorbanan yang dibarengi doa.
Pasca
gempa dan glombang tsunami, 24 desember 2004. Disambut dengan kehadiran
perjanjian nota kesepahaman, MOU HELSINKI 15 Agustus 2005, antara GAM dan
Pemerintah RI. aceh menjadi daerah tujuan para NGO/LSM asing dalam melakukan
program kemanusiaan. Khususnya bidang pedidikan. Berbagai bantuan asing
tersebar diseluruh aceh untuk memperbaiki kualitas maupun kuantitas pendidikan
anak-anak aceh. walau pada kenyataanya seolah-olah mereka tidak pernah
menginjak kaki dibumi serambi mekkah, karena banyak program yang tidak berjalan
secara maksimal. kini pedamaian aceh sudah berusia 9 tahun, namun, kualitas
pendidikan aceh masih banyak yang harus diproritaskan. Khususnya, menganai
anggaran yang selalu menjadi tolak ukur para pejabat dalam melaksanakan
kegiatan.
Aceh
dan Papua menjadi daerah yang mendapat alokasi dana otonomi khusus, yang
sewajarnya bahwa, pemberian dan penggunaan dana tersebut dapat mensuport
seluruh kegiatan anggaran pembangunan daerah, khususnya kegiatan pendidikan.
Pada kenyataannya penggunaan dana tersebut masih banyak yang tidak tepat
sasaran. Alih-alih dari dana tersebut berujung pada mafia proyek-proyek fisik,
bukan pada usaha melaksanakan kegiatan yang bersifat pendidikan formal. Kita bisa
melihat indeks alokasi anggaran untuk dinas pendidikan oleh pemerintah aceh,
Tahun 2010, Rp823,32 miliar, Tahun 2011, Total yang terealisasi Rp990,06 miliar
atau dari pagu Rp1,05 triliun, Tahun 2012, Rp1,1 triliun, Tahun 2013, Rp400
miliar. (Dinas pendidikan mulai tidak lagi menangani pengerjaan fisik), Tahun
2014, Rp. 1,4 Triliun. (Sumber: Riset Media atjehpost.com)
Pendidikan Tanggung Jawab Manusia
Setiap
orang punya fungsi sebagai manusia. Fungsi seorang warganegara atau rakyat bisa
saja bervariasi, tergantung masyarakat mana yang dimaksudkan. Sitem pelatihan,
atau penyusuaian, atau pengajaran, atau pemenuhan makanan pokok juga
berlainan-lainan, namun, fungsi seseorang sebagai manusia sama saja, di zaman
apapun, dalam masyarakat manapun, karena fungsi itu mengemuka dari hakikatnya
sebagai manusia. Sasaran sistem pendidikan juga sama di tiap abad dan di tiap
masyarakat di mana sistem pendidikan itu bisa mengada: memperbaiki,
meningkatkan, kemampuan manusia sebagai manusia.
Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang punya
tanggung jawab dan andil besar, hal ini sangat perlu diketahui oleh setiap
manusia dalam menukani apa yang seharusnya dilakukan, untuk melengkapi
menejemen pendidikan yang tidak terlepas dengan kebijakan pendidikan dan tujuan
pendidikan. Untuk menuju sebuah perbaikan. Memang, perbaikan masyarakat tidak
bisa dilakukan dengan cara menjejalkan suatu program pembaharuan sosial
tertentu melalui sekolah atau saluran-saluran lain, perbaikan masyarakat
dilakukan melalui perbaikan pendidikan individu-individu yang membentuk
masyarakat itu. Seperti apa yang dikatakan Plato (429-347 SM)
“pemerintah-pemerintah mencerminkan sifat manusia. Negara-negara tidak
diciptakan dari batu atau kayu, tetapi dari karakter-karakter para warganya;
orang-orang inilah yang menjadi tolak ukur, dan segalanya dinilai berdasarkan
hakikat mereka.” Individu adalah jantung masyarakat.
Jika tujuan pendidikan adalah perbaikan manusia,
maka segala sesuatu sitem pendidikan tanpa nilai-nilai adalah suatu yang
muskil, dan suatu yang bertentangan dengan istilahnya sendiri, suatu sistem
yang mengajar nilai-nilai yang buruk adalah sistem yang buruk. Kita perlu
mengetahui bahwa tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan melalui UU NO. 20
Tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional. Ada dua tujuan pendidikan
nasional sebagai mana yang tersirat dalam UUD 1945. Nyakni ; pendidikan yang
mencerdaskan kehidupan bangsa dan pendidikan adalah hak seluruh rakyat.
Pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa
tentunya tidak hanya bertujuan untuk menjadikan bangsa indonesia sebagai bangsa
kelas dua dunia modern atau hanya menjadi pekerja-pekerja dari
industri-industri besar yang biayai oleh modal asing, tetapi bangsa yang cerdas
adalah bangsa yang berdiri sendiri, dengan sumber daya alam, yang cukup besar
kita seharusnya bisa mengelola sendiri, mengingat kita juga punya potensial
yang sangat baik pula dari sumber daya manusia yang kita miliki. Bangsa yang
cerdas pula bukan hanya bangsa yang hanya bangsa yang mampu bekerja, tapi
bangsa yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Pendidikan
nasional juga bertujuan untuk seluruh
rakyat bukan hanya sebagian kecil dari masyarakat. Karena pendidikan yang
demokratis bertujun untuk membangun masyarakat yang demokrasi.
Melihat sistem pendidikan aceh saat ini, yang
masih penuh tanda tanya dan misteri didalamnya. Kita meminta kepada seluruh
instansi terkaid, untuk terus berbenah meranjak dari keterpurukan-keterpurukan
yang terus mengahantui kita. Hal yang sama juga harus diperhatikan oleh para
elemen sipil masyarakat, untuk mengontrol dan mengayomi apa yang seharusnya dan
sewajarnya dilakukan demi keberlanjutan pendidikan anak-anak aceh, memang untuk
pencapaian prestasi kita sudah sangat besar perubahan yang berhasil kita capai,
mengingat kita adalah daerah yang tertinggal. Dan sudah sewajarnya yang kita capai itu adalah hasil dari
perbaikan-perbaikan yang kita kerjakan. Mari kita asah kembali sitem pendidikan
aceh saat ini, bahwa wajah pendidikan aceh berada digenggam tangan rakyat aceh
sendiri, maka itu menjadi tanggung jawab kita bersama, dan mustahil
diselesaikan oleh orang lain.
Rizki Yunanda
Mhd Yusuf. Mahasiswa FISIP, Jurusan Sosiologi Universitas Malikussaleh, Dan
Siswa Sekolah Demokrasi Aceh Utara Angkatan IV. Email :
yunandarizki56@yahoo.com/085373666233